Bismillah.
Akhir-akhir ini
saya jadi banyak mendapat nasihat terbaik dari Allah, berupa meninggalnya
orang-orang yang saya kenal, ada adik-adik junior yang usianya masih ‘muda’ dan
juga salah seorang ustadz tersohor di negeri ini.
Kira-kira saat
Allah menghadap kita nanti, apa yang sudah kita persiapkan?
Beberapa minggu
lalu berjumpa dengan salah seorang Uni yang menurutku keren sekali, insyaallah
ini bukan figuritas. Hehe. Tapi memang ketika berada di dekat orang yang
keimanannya bagus, rasanya masyaallah sekali.
Beliau bercerita
pada saya tentang nikmatnya memiliki keimanan yang terus dijaga dengan ikhtiar
diri di tengah terpaan arus akhir zaman yang sangat membuat kita harus kuat
berpegang pada yang Maha Kokoh dan Maha Abadi. Allah saja.
Betapa banyak
orang-orang yang tersaring di jalan ini.
Banyak yang muslim, sedikit yang beriman
Diantara yang beriman, sedikit yang beramal
Dari yang beramal, ada sedikit yang berdakwah
Dari yang berdakwah, sedikit yang bersabar
Dari sedikit yang bersabar, sedikit yang bertahan sampai ke
akhir perjuangan...
Sejatinya kita
manusia memiliki dua hal sebagai wujud ekspresi keimanan kita.
Pertama, bagaimana kita bisa
menjalankan ketaatan dan kewajiban kita sebagai hamba-Nya Allah. Bagaimana kita
bisa bertahan untuk istiqamah menjalankan shalat wajib, bangun diantara
orang-orang yang masih tertidur di tengah dinginnya malam dan lainnya.
Kedua, kekuatan untuk melawan musuh dan goodaan.
Jadi, kita harus
punya keimanan sebagai power untuk aksi ini, yang didapatkan dari ibadah-ibadah
kita setiap hari. Maka, para salafus shalih memiliki amalan unggulan mereka
masing-masing. Kira-kira, amalan saya sudah cantikkah? Apa yang bisa saya
berikan untuk membahagiakan dan mengagungkan-Nya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar