Beranda

Total Tayangan Halaman

Kamis, 10 Januari 2013

Hoax: Gara-Gara Iddah, Pemimpin Yahudi Masuk Islam

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/12/08/31/m9lz2z-garagara-iddah-pemimpin-yahudi-masuk-islam


Robert Guilhem, pakar genetika dan pemimpin yahudi di Albert Einstein College menyatakan dengan tegas soal keislamannya. Dia masuk Islam setelah kagum dengan ayat-ayat Al-Quran tentang masa iddah wanita muslimah selama tiga bulan. Massa iddah merupakan massa tunggu perempuan selama tiga bulan, selama proses dicerai suaminya.

Seperti dikutip dari societyberty.com, hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan, massa iddah wanita sesuai dengan ayat-ayat yang tercantum di Alquran. Hasil studi itu menyimpulkan hubungan intim suami istri menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik khususnya pada perempuan.

Dia mengatakan jika pasangan suami istri (pasutri) tidak bersetubuh, maka tanda itu secara perlahan-lahan akan hilang antara 25-30 persen. Gelhem menambahkan, tanda tersebut akan hilang secara keseluruhan setelah tiga bulan berlalu. Karena itu, perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik khusus laki-laki lainnya setelah tiga bulan.

Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Muslim Afrika di Amerika. Dalam studinya, ia menemukan setiap wanita di sana hanya mengandung sidik khusus dari pasangan mereka saja.

Penelitian serupa dilakukannya di perkampungan nonmuslim Amerika. Hasil penelitian membuktikan wanita di sana yang hamil memiliki jejak sidik dua hingga tiga laki-laki. Ini berarti, wanita-wanita non-muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahannya yang sah.

Sang pakar juga melakukan penelitian kepada istrinya sendiri. Hasilnya menunjukkan istrinya ternyata memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya.

Setelah penelitian-penelitian tersebut, dia akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Ia meyakini hanya Islam lah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan sosial. Ia yakin bahwa perempuan muslimah adalah yang paling bersih di muka bumi ini.


Nah, barusan saya jug coba akses fimadani.com dan menemukan info ini:

Robert Guilhem (Pemimpin Yahudi) Masuk Islam, Ternyata Hoax

Belakangan ini muncul beragam informasi dan pemberitaan tentang ber-islam-nya sosok bernama Robert Guilhem yang dalam informasi itu disebutkan bahwa ia adalah seorang peneliti dan ahli genetika di Albert Einstein College, New York.

Jika ditelusuri, informasi ini masuk ke Indonesia melalui sebuah situs bernama Spirit Islam yang mengambil informasi dari situs-situs berbahasa Arab, kemudian disebarkan lagi oleh Republika, dan berlanjut jadi pembicaraan di situs jejaring.

Sebenarnya siapa Robert Guilhem?
Untuk informasi dan temuan hebat semacam ini, harusnya nama Robert Guilhem sudah masuk dalam pemberitaan media dan website jurnal internasional. Namun ketika Fimadani coba menelusuri melalui Google, tidak satupun situs berbahasa asing muncul di halaman hasil pencarian Google (Google Result), yang muncul hanyalah puluhan daftar situs berbahasa indonesia yang isinya sama, pemberitaan yang sama.
Fimadani juga coba menulusuri ke situs jurnal seperti bioline.org.br, doaj.org, dan ncbi.nlm.nih.gov yang semuanya bersifat Open Access dan selalu mengupdate kontennya. Namun tidak satupun menampilkan nama Robert Guilhem. Kemudian dicoba mencari direktori jurnal online milik Google, ada 1 nama muncul, Robert Guilhem, namun tokoh ini lebih banyak berbicara tentang teknologi Radio dan Gelombang Radio (radiowave).  Langkah terakhir, Fimadani coba cek langsung ke direktori Albert Einstein College, dan hasilnya tetap nihil.
Kesimpulannya, Robert Guilhem si ahli genetika itu merupakan tokoh fiktif yang dibuat oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Hebatnya lagi, dalam informasi yang menyebar itu menggunakan foto seseorang. Lalu foto siapakah sebenarnya yang digunakan sebagai ilustrasi gambaran Robert Guilhem itu? Sudah coba ditelusuri, namun masih sulit diverifikasi foto siapa yang digunakan dalam ilustrasi gambar tersebut.

Massa Iddah dari segi Ilmiah dan Kesehatan

Dalam informasi itu disebutkan bahwa perempuan yang melakukan hubungan seks akan meninggalkan bekas (sidik) yang berangsur hilang selama 3 bulan, yang menurut sumber itu juga disebutkan bahwa hal itu memiliki kolerasi dengan massa Iddah dalam pandangan Islam.
Dalam ilmu reproduksi, belum ditemukan penelitian apapun tentang sidik (bekas) yang muncul akibat hubungan seks, selain sobeknya selaput dara (haymen). Dari segi forensik, ilmu ini digunakan untuk mengetahui pola sobekan apakah disebabkan hubungan yang timbul akibat suka sama suka, perkosa, ataupun ketidaksengajaan (kecelakaan, olahraga, dll).
Belum ada ilmu atau teori yang bisa memberitahu secara pasti dengan siapa saja seorang wanita melakukan hubungan seks, selain melihat bekas sperma yang tertinggal. Artinya, si pembuat informasi ini terlalu mengada-ada menggunakan pemaparan yang kurang bertanggung jawab.

Masa Iddah dalam pandangan Islam

Massa Iddah merupakan sebuah ketentuan syariat dalam Islam yang ada pada diri seorang muslimah yang berpisah dari pasangannya (suami). Bisa karena cerai hidup, atau suaminya meninggal.
Secara sederhana, massa Iddah bisa berarti masa tunggu, massa berkabung, massa di mana seorang muslimah belum diperbolehkan menikah lagi dengan laki-laki lain. Durasi lama waktunya juga bergantung pada kondisi yang terjadi. Apakah si wanita sedang hamil saat ditinggal suaminya (cerai hidup atau meninggal), sudah pernah berhubungan intim atau belum, suami memberi talak, dan lainnya.

Kesimpulan

Informasi tersebut menjelaskan tentang agungnya seorang muslimah dan perlakuan mulia Islam terhadap muslimah, namun menggunakan sample tokoh fiktif. Terlebih tokoh foktif yang diciptakan adalah seorang ahli genetik dan pemimpin Yahudi. Informasi yang terdengar begitu wah dan menghebohkan.
Sebagai muslim, tentu kita yakin bahwa kedudukan muslimah sangat dimuliakan dalam Islam, juga adanya berjuta hikmah tentang massa Iddah, namun menyampaikan informasi meski dengan niat memberikan edukasi tetap saja tidak benar jika menggunakan cara-cara yang keliru. Sebagai masyarakat yang cerdas, kita juga dituntut untuk membuat filter informasi, tidak sembarang menerima informasi, juga tidak sembarang menolak informasi.
Sekedar informasi bahwa situs pertama yaitu Spirit Islam, yang menerjemahkan informasi ini dari situs-situs Arab memberikan update di bagian bawah artikelnya seperti berikut:
Tulisan ini bersumber dari web-web berbahasa Arab. Di sumber asalnya juga menjadi polemik dan kontroversial. Setelah dilakukan cek memang belum dipastikan kebenaran dari berita ini. Karena itu, mohon tulisan ini dijadikan sekedar wawasan semata. Admin akan berusaha memastikan terus kebenaran berita ini. Bila terbukti hoax, maka kami menghapusnya. Bila ada sumber yang lebih valid, mohon dikirim ke komentar. Terimakasih atas kritikan pembaca semuanya.
Ihdinash-shiraath-almustaqiim. Wallahua’lam.

Redaktur: Farid Zakaria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar