Beranda

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 23 Juli 2011

Lembaran Hikmah dari Sepenggal Episode Siang di Bangku Kuliah

Lama menanti Bu Dosen tercinta untuk mata kuliah Filsafat Pendidikan. Hmm... akhirnya kami menerima copian sebuah lembaran artikel dari majalah Alia edisi Maret 2010 di bagian Quranic Parenting. I'd like to share it with you. Artikel itu berjudul WORTEL, TELUR ATAU BIJI KOPI yang ditulis oleh Adzkia Muthmainnah. Begini ceritanya:

Seorang gadis muda mengeluh kepada ayahnya tentang hidupnya yang dirasanya sulit. Dia merasa seolah masalah demi masalah mengepungnya. Ayahnya yang seorang koki lalu membawa anak gadis itu ke dapur. Dia mengisi tiga panci dengan air dan menjerang semuanya di atas api. Di panci pertama ia masukkan wortel, di panci kedua ia masukkan telur, dan di panci terakhir ia masukkan biji kopi. Semuanya dilakukannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Si gadis mulai hilang kesabaran ketika dua puluh menit kemudian dilihatnya sang Ayah mulai mengangkat wortel dan telur dari panci-panci itu dan meletakkannya di mangkuk. Dari panci berisi biji kopi, ia mengambil seciduk air.

"Apa yang kau lihat Nak?" tanya sang Ayah.

"Wortel, telur dan kopi," jawab sang gadis.

Sang ayah memintanya menggigit wortel tadi. Sang gadis menurut dan mengatakan bahwa wortel tadi terasa lembut. Kemudian sang Ayah memintanya mengupas telur dan juga memakannya. Kembali sang gadis menurut. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi hangat.

"Apa sih maksud Ayah?"

"Ketiga benda tadi baru saja melewati 'ujian' yang sama, yaitu air yang mendidih. Perhatikan 'reaksi' masing-masing. Pada awalnya wortel terasa kuat, keras dan sulit dibentuk, tapi begitu terkena air mendidih, dia melunak dan rapuh. Telur sebelumnya mudah rapuh dan pecah, karena kulit luarnya yang tipis melindungi isinya yang berupa cairan. Tapi setelah melalui air yang mendidih, ia menjadi keras.

Biji kopi 'lain dari yang lain'. Begitu ia dimasukkan ke dalam air yang mendidih, dia mengubah air dan menjadikan dirinya minuman yang bisa dinikmati orang lain.

Coba kasih tahu Ayah, termasuk yang manakah dirimu, Nak? Wortel, telur atau biji kopi?"

Hmmm.... what do you think? Sebagai catatan, banyak pendapat menarik dalam diskusi kami sore itu. Ibuk, terimakasih atas ilmunya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar