Nulisin
postingan yang satu ini saya serius lagi muterin lagunya Maher Zein “MY LITTLE
GIRL”. Sambil senyum-senyum gitu.
Entah
kenapa bulan ini penuh dengan kisah warna-warni.
Finally,
I’m home after some reasons I couldn’t make it.
Alhamdulillah,
Allah masih memberikan nikmat sehat tak terhingga sampai detik ini masih bisa
bernafas menghirup oksigen dengan gratis. Tidak seperti hamba Allah yang lain
yang barangkali tidak lagi diberikan nikmat ini lagi.
Dua
minggu lalu, saya demam tinggi, namun karena masih bertekad saya bisa melalui
hari dengan baik, akhirnya rasa sakit itu tidak saya pedulikan. Saya tetap
datang mengajar ke sekolah, hadir rapat, usrah, tapi akhirnya tubuh saya tidak
bisa kompromi lagi. Demam tinggi, ditambah bonus flu dan batuk, yang akhirnya berdarah.
Dahsyat… kental banget, sampe warnanya kecoklatan.
Keterangan gambar: Hasil labor, alhamdulillah bebas virus mencurigakan :)
Saya
jadi memuhasabahi diri. Sudah 3 minggu rasanya sebuah amanah yang saya coba
jalankan sebaik-baiknya (I couldn’t tell you what’s that exactly, but it’s so
urgent), tapi tidak ada respon yang positif. Pikiran saya jadi sedikit blank
kalau begini, tapi tetap saja. Kalau berharapnya bukan sama Allah, pasti
kecewa. Akhirnya saya terpaksa pulkam dan meninggalkan itu untuk sementara
sambil membangun kekuatan baru, insyaallah.
Dua
minggu lalu juga, saat usrah, Allah memberikan lagi teguran dan nasihat buat
saya. Ia berupa KEMATIAN. Seorang ustadz yang berusia lebih kurang 50 tahun
dipanggil ke haribaan Rabbi, setelah berjuang melawan penyakit yang beliau
derita bertahun-tahun, komplikasi. Allah
tahu yang terbaik buat hamba-Nya. Bulan ini juga, saya kehilangan 2
orang siswa saja (1 orang di kelas saya mengajar) dan 1 orang lagi adalah
seorang saudari, adik saya, partner saya, guru saya, dan seseorang yang darinya
saya belajar kehidupan. Adik saya ini usianya baru 21 tahun, namun 2 bulan lalu
didiagnosa kanker usus. Sempat melakukan operasi, tapi ternyata masih ada tumor
yang dibiarkan. Kata dokter, bisa disembuhkan seraya menjalankan kemoterapi,
tapi ternyata Allah berkata lain.
Senin
itu saat mengantarkan hasil ujian anak-anak ke sekolah, saya berkesempatan
melihat Mery, nama adik saya itu, untuk terakhir kalinya. Saat itu, rambutnya
sudah hampir rontok keseluruhan… Allah, saya masih berharap dia segera sembuh
dan bisa berkumpul dengan kami.
Dan
berhari-hari selepas itu akhirnya saya mendapat kabar dari Isil, saudari saya
telah memenuhi perjanjian dengan Tuhannya. Wish all the best for her, then…
Saya
banyak belajar dari almarhumah. Meskipun beliau sakit, tapi selalu ceria.
Kulitnya yang putih memang terlihat sangat pucat, saat harus berulangkali cuci
darah dan kemo… Bibirnya kering karena kekurangan cairan dan efek kemo juga,
bahkan ia harus sering minum air putih dan memaksakan diri berbicara kuat di
kelas karena ingin mengajar dan bertemu anak-anak. What a lovely girl!
November
ini pula, saat Idul Adha lalu, saya berkesempatan melihat Bunda lagi. Beliau
sudah pulang dan harus dirawat seintensi mungkin. Dhaifnya saya, tidak bisa menjaga
beliau sebaik mungkin. Rasanya sakit, yah? I would not mind if people tell
anything about me, just a request. I need a strength to let my feets stand up
and raise up. I know people care, but … Just because … Well, Allah will help
us.
Many of life's failures are
people who did not realize how close they were
to success when they gave up
-Thomas Edison
Well, a friend of mine sampe-sampe bikin puisi tentang November ini.
Berharap bahwa bulan ini tidak akan pernah berlalu cepat meninggalkan kita.
Bulan ini adalah bulan penuh harapan bagi para calon graduaters… Seminar
proposal diadakan bulan ini, jadi semua harus bekerja keras biar bisa di-acc
sama para dosen.
Apapun yang terjadi nanti, saya harus siap. All happened must be prepared
for me, special… I have to be strong to face it.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar