Thanks
Allah for letting me to have a father who doesn’t smoke at all, so does my little brother.
Well, ada
banyak hal yang akan teringat dalam memori kita saat dengar kata MEROKOK. Iya, mulai dari orang-orang sekitar kita (sahabat, teman, dan lain-lain)
ataupun kejadian-kejadian yang berhubungan dengan asap beracun ini.
Bermula
kemarin saat pulang kampung, disaat saya lagi butuh sekali akan fresh air,
penumpang lain dalam jasa travel malah merokok, parahnya, mereka semua lelaki
and smokers. Makin gak jelas nih, masa
depan kehidupan dan ketenangan batin saya. Saya putuskan buka jendela mobil
sebesar-besarnya, sang sopir langsung cepat tanggap dan mematikan rokoknya.
Yang lain? Tetap ga ngeh, sebodo amat…
Kalau di
Padang, pas naik angkot juga hampir sama, umumnya itu bapak-bapak yang yang gak
mau ambil peduli dengan nasib penumpang di sekitarnya. Sampai emang gak perlu
pragmatic lagi, harus langsung bilang,” Maaf Pak, bisa tolong
matikan rokoknya? Saya alergi…”
Alasan saya
memang personil. However, do you know the real fact? 9 dari 10 orang yang kena
serangan kanker paru-paru adalah disebabkan mereka menjadi perokok pasif, alias
mereka yang gak ngerokok tapi malah terkena imbas yang mematikan. Kebayang kan, betapa mereka tanpa hati tidak
sadar bahwa mereka sudah jadi pembunuh? Padahal cuma 1 diantara mereka yang
beresiko bakalan kena kanker paru yang mematikan.
Jadi,
please buat para smokers, saya sudah jadi korban untuk kesekian kalinya. Bisa
gak ya, memilih mengkonsumsinya di tempat dimana cuma Anda dan para perokok
lainnya saja yang menikmati asap beracun itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar