Assalamu’alaikum
Bloggie cakep :)
Dah
selesai amalan sunnahnya hari ini belum?
Hari ini
saya mau cerita tentang SAHABAT SEJATI. Kamu dah ngerasa menemukan sahabat
sejati belum?
Ustadz
Ahmad Syatori pernah ngasih sebuah cerita yang berkesan sekali buat saya.
Alkisah,
ada seorang pemuda yang memiliki tiga orang teman; A, B dan C.
Baginya
A adalah teman yang paling menyenangkan di antara teman-teman lainnya. Gak ada
hari yang ia lewatkan kecuali ia habiskan bersama A. Kemana-mana selalu berdua.
Bahkan di hari-hari special, pemuda ini selalu menyisihkan kado-kado special
buat A.
Temannya
yang kedua, B, adalah teman yang biasa-biasa saja. Gak selalu berdua, sih. Soalnya selalu sibuk dengan A J walhasil, ya kayak gitu. Ada atau gak ada B gak
terlampau bermasalah.
Nah,
kalau temannya yang C menurut pemuda ini adalah teman yang paling nyebelin,
beda jauh deh sama A. Pokoknya kalau gak terpaksa, pemuda ini gak bakalan
datang.
Suatu
hari, pemuda ini terlibat masalah hukum dan harus mengikuti sidang di
pengadilan. Maka mulailah ia berpikir mencari orang-orang yang bisa mensupport
dan membelanya.
Yang
namanya minta pertolongan, pasti kita mikir siapa orang yang paling dekat
dengan kita, kan? Maka yang muncul dalam benak sang pemuda adalah temannya A.
Ternyata
pas dimintai lontong, eh tolong, A jawab ,” Waduh, sorry Bro. Gue lagi sibuk
banget, banyak kerjaan. Gak bisa deh kayaknya buat bantuin lo.” Ya Allah, kalau
hati pemuda ini kayak kaca, bisa dibayangkan betapa remuknya tuh kaca.
Kecewa... Udah dikasih banyak-banyak, diperhatikan dan lain-lain, tapi pas lagi
susah, nyatanya kayak gitu sikapnya.
Akhirnya
ia datang ke B. B ngasih jawaban kayak gini ,”Wah, saya turut prihatin dengan
apa yang kamu alami. Sayangnya saya cuman bisa ngantar. Kamu sebutin aja mau
diantar pake apa? Mobil mewah, jet atau helikopter, deh.” Pemuda ini cuma bisa
ngedumel dalam hati, kalau gitu saya juga bisa berangkat sendiri. Sudahlah.
Mau gak
mau, dia akhirnya datang ke C. Di luar dugaan ternyata ngasih jawaban begini,”
Saya mau bantu kamu... Tapi, saya akan bantu kamu sesuai dengan porsi kamu
ngasih perhatian ke saya.” Kalau yang kayak gini, siapa yang disalahin sama
pemuda ini? Yah, dirinya sendiri. Coba tahu kalau C bakalan bantu dia, dia
pasti akan lebih baik menjaga hubungan silaturrahim dengan C.
Selesai
disini ceritanya. Tapi tahu gak siapa sebenarnya pemuda itu dan teman-temannya?
Bloggie
cakep,
Pemuda
itu adalah diri kita sendiri. Diri kita yang akan menghadapi pengadilan di hari
akhir kelak.
Kalau A?
Itu gambaran dunia. Teman yang kita anggap menyenangkan, hari-hari yang kita
lewati hanya untuknya ternyata pada akhirnya adalah sia-sia belaka.
B adalah
keluarga dan orang-orang yang kita anggap dekat dengan kita. Seberapa dekatpun
kita dengan mereka, ternyata mereka cuma bisa ngantar kita nanti sampai ke
liang lahat. Kecuali memang investasi kebaikan yang kita lakukan jauh-jauh hari
dalam bentuk 3 amalan yang tidak terputus. Yakni ilmu yang bermanfaat, shadaqah
jariyah dan anak yang shalih yang mendo’akan kedua orang tuanya. Tapi, yang itu
udah kita lakukan gak, ya?
Lalu
C... adalah gambaran amal kebaikan yang kita lakukan. Kadang-kadang dalam
melakukannya kita masih suka terpaksa. Shalat subuh, malas-malasan. Dhuha?
Entar dulu, deh. Qiyamul lail, puasa sunnah dan lain-lain. Seringkali kita
anggap sebelah mata. Bahkan dipaksa dulu baru mau.
Bahkan
di saat ada panggilan dari Allah versus panggilan dari bendera kesebelasan
kesayangan atau peluit wasitnya, atau ada notification dari facebook atau
twitter, jika sesungguhnya kita benar-benar sudah jatuh cinta pada-Nya,
lambaian-lambaian tadi tiada artinya.
Kamu... mau
pilih mana?
Tapi
nih, tunggu dulu. Ada berita gembira buat kita yang lagi nyari the true friend.
Ini baru dapat pesan dari seorang Kakak yang shalihah. Dibaca, ya?
Diriwayatkan
bahwa: “Apabila penghuni syurga telah masuk ke dalam syurga, lalu mereka tidak
menemukan sahabat-sahabat mereka yang dahulu selalu bersama mereka dahulu di
dunia. Mereka bertanya tentang sahabat mereka,” Ya Rabb, kami tidak melihat
sahabat-sahabat kami yang sewaktu di dunia shalat bersama kami, puasa bersama
kami dan berjuang bersama kami.”
Maka
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,” Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah
sahabat-sahabatmu yang dihatinya ada iman walaupun hanya sebesar zarrah”. (H. R
Ibnul Mubarak dalam kitab Az-Zuhd)
Hasan
al-Bashri berkata,” Perbanyaklah sahabat-sahabat mukminmu, karena mereka
memiliki syafaat pada hari kiamat.”
Ibnul
Jauzi pernah berpesan kepada sahabatnya sambil menangis, “Jika kalian tidak
menemukan aku di syurga bersama kalian, maka tolonglah bertanya bertanya pada
Allah tentang aku. “Wahai Rabb kami, hamba-Mu si fulan, sewaktu di dunia selalu
mengingatkan kami tentang Engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di
syurga-Mu”.
Maka
inilah yang patut kita cari. Ribathul ukhuwah. Semoga Allah mempertemukan dan
menjaga persaudaraan kita atas dasar keimanan pada-Nya.
Terakhir,
Sudah
mutusin siapa yang jadi your ‘true friend’?
Semoga kita bersua dan berkumpul lagi di surga sejak hari pertama ba'da penghisaban, ya, Na...
BalasHapus(ngeri sekali membayangkan kemungkinan kedua, jadi doa kak, semoga kita masuk bersama-sama, di hari pertama, di surga yang paling utama, bertetangga dengan rasulullah yang mulia, Aamiin...)
^_^
Nice post as usual... :)
tq for sharing na...tq dah mengingatkan
BalasHapus:)