Salam.
Dear bloggie, aku mau ngajak kita buat berimaji kali ini. Ups... Ini murni buat jadi pelajaran buat kita, jadi jangan ngebayangin macam2, deh. Peace :D
Bayangin kalo seandainya kamu adalah anak-anak unyu, imut dan cakep berumur masih belia (Jiaaaa, maunya). Terus ada orang tersayang kamu yang minta tolong ke kamu, “Kamu nanti tolong gantiin saya tidur di kamar, ya?” And, you know that orang yang kamu sayang itu lagi dalam masalah pelik, ada desas desus bahwa dia bakalan dibunuh. Takut gak sih...? Kamu mau milih ngikutin permintaan dia atau gak?
Aku rasa banyak diantara kita yang akan berpikir panjang buat ngejawab masalah ini.
Nah, pada ribuan tahun silam, di sebuah negeri yang bernama Makkah, juga ada pemuda belia yang diminta oleh sepupunya tersayang yang ceritanya mau dibunuh untuk mau tidur diatas kasurnya.
“ Tidurlah di atas tempat tidurku, berselimutlah dengan mantelku warna hijau yang berasal dari Hadhramaut ini. Tidurlah dengan berselimut mantel itu. Sesungguhnya engkau akan tetap aman dari gangguan mereka yang engkau khawatirkan.” See Sirah Nabawiyah halaman 183, karangan Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri.
Wah, walau ada jaminan, tapi kalimat terakhir tetap saja secara manusiawi bakalan bikin hati siapapun deg-degan.
Tapi kamu tau apa reaksi Ali sang pemuda belia tadi?
Ia senyum dan setuju.
Why? Kenapa gak bilang,” Ya Rasul, kok mesti aku? Aku kan masih abege? Kenapa gak yang tua aja yang jelas bakalan meninggal? Aku kan masih prospektif jadi pelanjut perjuanganmu nanti.
NO... Big No. Once more. It’s a N-O.
Ia menganggap apa yang ia lakukan adalah suatu kehormatan. Bertaruh nyawa untuk Rasul yang mulia.
Ia tidak protes.
Ia tahu bahwa semua yang bernyawa pasti akan mati. Jika memang sudah waktunya, pasti ia akan syahid, dan itu adalah sebuah kebahagiaan. Mati di atas kasur seorang Rasul Allah.
Betapa matangnya nilai ruhiyah dan tarbiyah dalam diri sang pemuda.
Lalu, bagaimana dengan kita, Pals?
YUK, BENERIN LAGI AQIDAH KITA!!!
Bisa jadi langkah kita yang terasa berat saat mau ibadah pada-Nya, karena kita masih belum benerin yang satu ini.
Jangan sampai pagi, siang dan malam, hanya dunia yalng kita tuju.
Padahal, kita punya lebih banyak akses dibandingkan para shahabat di zaman dahulu (kecuali mereka emang dekat dan langsung bisa curhat ama Rasul),
Dari buku-buku dan kitab-kitab,
Dari video-video,
Kajian-kajian
Ilmu dan sains,
Contoh nyata dari alam semesta dan masih banyak lagi.
Kita berani berkata kita adalah muslim sejati, yang pasti CINTA PADA ALLAH & RASULNYA,
Sudahkah kita benar-benar membuktikannya?
Semoga Allah berikan aku, kamu dn kita kekuatan dalam mengeja cinta-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar