Sabtu, 29 Oktober 2011
Senandung Cinta buat Papa
Papa tercinta,
Setiap detik mengingatmu, sungguh besar gelombang rindu yang menggelayuti hati. Semoga Papa senatiasa dalam lindungan Allah, terus bisa menjaga kesehatan iman dan tubuh dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Papa,
Terimakasih sudah mau melalui hari-hari yang berat buat Na dan Mama serta adik-adik. Papa yang mau membangunkan Na setiap kali Shubuh tiba padahal Na masih ingin bergelung dalm selimut karena dinginnya dini hari.
Terimakasih sudah tidak mengizinkan Na terbang jauh karena Papa masih takut puteri pertamanya tidak bisa menjaga diri.
Terimakasih sudah mengajarkan Na tilawah saat ada teman-teman di luar sana yang bahkan tidak pernah diajarkan ayahnya seperti itu ba’da maghrib
Terimakasih telah mau menemani Na kemana-mana.
Terimakasih sudah mau menemani belanja baju dengan kategori Na yang ‘berbeda’ dan Papa tahu itu.
Terimakasih telah memberikan baju yang sesuai dengan syari’at-Nya.
Terimakasih sudah menasehati setiap kekhilafan yang Na lakukan.
Terimakasih sudah mendukung segala keputusan-keputusan besar yang memberi Na jalan hidayah.
Terimakasih sudah rela berhujan-hujan mengantarkan sambal untuk Na saat sekolah jauh dari Papa dan Mama.
Terimakasih sudah memeluk Na dengan erat saat takut menahan rasa sakit.
Terimakasih atas segala cinta yang tulus Papaberikan. Semoga cinta Papa membuat kami senantiasa kuat dan tegak.
Terimakasih sudah menjadi pendengar yang baik saat kita diskusi dan saat Na mengeluarkan pendapat dengan berapi-api.
Terimakasih telah mencintai Mama dengan kasih sayang nan putih, merawatnya saat sakit, membantu Mama di rumah (bahkan Papa mau mencuci baju bersama Mama) saat kita tahu bahwa Mama tidak bisa terlalu banyak bekerja dan Na tidak ada dirumah untuk melakukan itu semua.
Bila Papa sedih Na tidak bisa pulang senantiasa tiap minggu seperti teman-teman lain, Papa harus tahu bahwa Na sedang berburu ridho-Nya, semuanya juga buat Papa.
Terimakasih sudah menghadirkan kesempatan buat Na sebagai putrid kesayangan Papa.
Allah saja yang bisa membalas semuanya.
Karena ada cinta dalam tiap helaan nafas Na buat Papa. Do’akan Ananda untuk kuat berjuang dan mewujudkan cita-cita mulia yang Nanda azzamkan.
Jelang milad Papa, senantiasa do’a ini terlafazkan, semoga Papa senantiasa mendapatkan keberkahan dan kebaikan dalam sisa hidup Papa yang kita jalani bersama.
18 November 1965 adalah tanggal pembuka, kita tak pernah tahu tanggal penutupnya. Tapi izinkan Na mengatakan bahwa do’a putrimu senantiasa mengiringimu.
Ini senandung cinta Na buat Papa…
Langganan:
Postingan (Atom)