Sahabatku, berpikir bahwa sesuatu itu terlampau mudah untuk dilakukan, semuanya justru hampir terasa jauh berbeda. Tapi tentu saja jika kita berfikir seperti ini terus, semua jadi tak bisa dilakukan. Bagaimanapun tetap saja Allah saja yang menjadi penyemangat dan pegangan serta sumber kekuatan.
Kadang sempat merasa sangat gundah, saat tak ada yang bisa menjadi tempat berbagi. Kamu tahu kan, betapa semua aktivitas kita membuat kita tak diizinkan-Nya untuk berjumpa. Sempat menangis sesak, menyesali betapa lemahnya diri, karena terasa betapa berartinya hadirmu, Sahabat. Dulu rasanya masih erat terasa genggaman tangan kita, masih riang tersdengar kata bicara, dan masih bersama menjalani hari-hari kita. Tapi itu semua adalah ujuan, apakah hati akan tetap sama saat nikmat waktu dan kesempatan dicabut dengan izin kesempatan itu?
Sahabatku, rasanya tak pernah bosan-bosannya kau menguatkanku. Semuanya hanyalah kehendak Allah semata, dia memberikanku seorang teman sebagai pengiring menuju negeri keabadian. Satu hal yang ingin kukatakan kini padamu, aku merinduimu seperti aku merindui syurga-Nya. Semoga kelak kita diizinkan menjemput Jannah dalam keridhoan-Nya.
Ku ingat kau dalam rabithahku, Sahabat.
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu, telah berjumpa dalam taat padaMu, telah bersatu dalam dakwah padaMu, telah berpadu dalam membela syari’atMu. Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan keindahan bertawakkal kepadaMu. Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu. Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu. Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin. Sampaikanlah kesejahteraan, ya Allah, pada junjungan kami, Muhammad, keluarga dan sahabat sahabatnya dan limpahkanlah kepada mereka keselamatan.